Tepat hari ini, selasa (28/11), 2 bulan sudah terlewati setelah peristiwa gempa bumi, likuifaksi dan tsunamiĀ Palu-Sigi-Donggala. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan salah satu fakultas di Universitas Tadulako yang mengalami kerusakan yang cukup parah. Reruntuhan gedung dekanat tiga lantai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan salah satu saksi dahsyatnya gempa berskala 7,4 SR yang melanda Kota Palu dan sekitarnya.
Meskipun beberapa kelas mengalami kerusakan berat, proses perkuliahan mulai berangsur-angsur dilakukan dengan memanfaatkan beberapa kelas yang kondusif dan beberapa tenda yang didirikan. Proses penyelesaian perkuliahan seperti seminar proposal dan hasil serta ujian tutup skripsi pun mulai dilaksanakan, meskipun dengan sedikit kekurangan dan keterbatasan. Terlihat banyak mahasiswa yang mulai memenuhi dan berlalu-lalang di lingkungan FISIP untuk mengurus keberlanjutan proses akademik.
Yudisium pun tetap dilaksanakan meskipun hanya diselenggarakan di pelataran masjid Al-Ikhlas FISIP, dengan reruntuhan gedung dekanat sebagai latar belakang dan sebagai pengingat kejadian gempa bumi, likuifaksi dan tsunami Pasigala.
Bapak Dr. Muhammad Nur Ali, M.Si. selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako menjelaskan bahwa proses pemulihan gedung-gedung di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako sudah mulai berjalan. Proses pemulihan tersebut untuk saat ini difokuskan pada ruang kelas untuk mengkondusifkan proses perkuliahan.
Selain itu pihak fakultas juga berusaha memulihkan berkas-berkas yang tertimbun. Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Muhammad Khairil, S.Ag., M.Si., menjelaskan bahwa berkas-berkas fisik terutama berkas-berkas akademik mahasiswa sudah mulai dipulihkan berdasarkan dengan cadangan berkas digital yang dimiliki fakultas.
Beliau juga berharap dengan keterbatasan yang ada, proses akademik dapat berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses akademik mahasiswa tidak terhambat.